Sekar Telkom Dirve IV Tuding Alberta sebagai Perusahaan Fiktif

11 Desember 2003
TEMPO Interaktif, Jakarta:
Serikat Karyawan (Sekar) PT Telkom divre IV Jawa Tengah dan Yogyakarta menuding PT Alberta Telecomunnication sebagai perusahaan fiktif. Sekarpun menuding Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Zamhari Sirat, menghalang-halangi usaha Sekar memperjuangkan kepemilikan PT Mitra Global Telecomunnication Indonesia, Mitra KSO Divre IV. Ketua Sekar Telkom Divre IV Jawa Tengah dan Yogyakarta, Sahrul Ahyan mengatakan hal itu dalam unjuk rasa yang dilakukan hari ini, Kamis (11/12) di Departemen Perhubungan. Anggota Sekar yang berunjuk rasa diterima Kepala Bagian Umum dan Humas Departemen Perhubungan, Wahyu Setio Utomo dan Staf Ahli Menteri Perhubungan, Zulkarnain Uyup. Menteri Perhubungan, Agum Gumelar sedang berada di Vietnam. Sebagai ketua Koni, ia mendampingi atlet-atlet Sea Games yang sedang bertanding di negeri tersebut.
Pertemuan yang berlangsung hampir satu jam itu membahas keluhan Sekar atas penjualan PT MGTI kepada PT Alberta. Menurut Sekar, pengalihan PT MGTI ke PT Alberta meninggalkan banyak ketidak beresan dalam proses kerja sama pengalihan aset yang nilainya mencapai US $ 266 juta. Menurut Sekar, negara dan Telkom akan dirugikan US $ 15 juta per tahun dengan penjualan tersebut. Mereka meminta Menteri Perhubungan Agum Gumelar menjadi fasilitator antara sekar Divre IV, Meneg BUMN, dan direksi PT Telkom. Tapi, menurut Sahrul pihak Telkom sepertinya enggan bertemu dengan mereka. “Kita buktikan apakah transaksi itu bersih dari korupsi. Kalau ya, kami akan mendukung transaksi tersebut,” kata Sahrul. Sahrul menuding Zamhari Sirat, Dirjen Postel dan juga direksi Telkom menunda, bahkan menolak melakukan pertemuan. Bisa jadi, kata Sahrul, Agum Gumelar diberi data fiktif oleh dirjennya yang juga komisaris Telkom.
Sahrul juga menuduh Alberta sebagai perusahaan fiktif. Mereka sudah melakukan riset mengenai perusahaan ini dan menemukan bahwa Alberta sama sekali tidak ada. Alberta hanya meminjam bendera, menjadi anak perusahaan, sebuah perusahaan telekomunikasi di Singapura. “Alberta hanya perusahaan akal-akalan yang digunakan untuk transaksi siluman. Coba saja lihat dalam aktenya, perusahaan ini tidak punya modal,” kata Sahrul meyakinkan. Sekar Divre IV melakukan unjuk rasa yang dihadiri sekitar 2.000 karyawan Telkom Mereka menggunakan 60 bus pariwisata. Unjuk rasa dimulai sekitar pukul 11.00 WIB dan berakhir bertemu dengan pejabat departemen perhubungan.
Listi Fitria - Tempo News Room